Tahu gak, kalau Allah itu sering sekali menyelamatkan kita dari segala bencana?
Tahu gak, kalau Allah selalu punya cara untuk menunjukan bahwa dia mencintai kita?
Tahu gak, bahwa Allah itu berbicara dengan kita?
Tapi yang paling sering terjadi, kita tidak pernah tahu, kita tidak pernah menyadari..
Bukan tidak tahu, tapi kadang sulit untuk menyadari..
Saat kita sadar, seberapa cepatkah ahirnya kita kembali lupa??
Sedikit cerita dari aku..
Aku dan kita pasti sering lupa, lupa bersyukur, lupa berkata terima kasih kepadaNya..
Aku tahu, Allah mengingatkan aku, ntah karena apa, tapi aku tahu, Dia berbicara kepadaku..
Berkali kali, aku diselamatkan olehnya.. Seperti tadi malam..
Saat aku, yang selalu menikmati berpergian sendirian, menikmati mengendarai mobil sendirian, tadi malam hampir saja aku mengalami kecelakaan hebat!!
Aku selamat, tak satupun ada luka di badan, tapi ada perih di hati..
Ya Allah, aku lupa mengucap salam kepadamu, aku lupa berdoa kepadamu..
aku lupa..
Dan aku akan mencari tahu, apa yg hendak Kau sampaikan padaku..
Aku malu kepadamu ya Allah..
Dan Kau masih mencintaiku, terima kasih ya Allah..
MY FRIENDSHIP YOU ARE THE BEST FOR MY FRIEND
Mereka segalanya….
Punya sahabat? atau teman dekat? pasti ya…
Ya tulisan ini akan aku tujukan buat mereka sahabat sahabat aku..
yang setia menemani aku saat aku terjatuh, membantuku bangun dan melangkah lagi..
yang menemani aku tertawa terbahak bahak walaupun mereka tidak sepenuhnya bisa merasakan kebahagiaan yang aku rasakan..
yang selalu mengatakan dan mengingatkan aku dalam melangkah atau menentukan tujuan hidupku..
yang [...]
sebelumnya tak ada yang mampu
mengajakku untuk bertahan
di kala sedih
sebelumnya ku ikat hatiku
hanya untuk aku seorang
sekarang kau di sini hilang rasanya
semua bimbang tangis kesepian
kau buat aku bertanya
kau buat aku mencari
tentang rasa ini
aku tak mengerti
akankah sama jadinya
bila bukan kamu
lalu senyummu menyadarkanku
kau cinta pertama dan terakhirku
sebelumnya tak mudah bagiku
tertawa sendiri di kehidupan
yang kelam ini
sebelumnya rasanya tak perlu
membagi kisahku saat ada yang mengerti
sekarang kau di sini hilang rasanya
semua bimbang tangis kesepian
bila suatu saat kau harus pergi
jangan paksa aku tuk cari yang lebih baik
karena senyummu menyadarkanku
kaulah cinta pertama dan terakhirku
Hmmmm aku sendiri bingung mo menjawab apa????? aku ja bingung sebenarnya ne aku menjalani hubungan khusus atau tidak. Kalau dikatakan deket sihh ya,,, tapi kenapa aku merasa masih ragu atas perasanku ini ya aku jujur aku sangat menyayanginya tapi entahlah.... apa itu semuanya benar. Aku dan dy berawal dari sebuah pertemuan yang sangat singkat tapi entah mengapa ketika aku melihat dia dan saat itu pun aku gak tahu siapa dy, siapa namanya aku merasa sudah lama kenal lama sama dy. Ketika itu aku brrkunjung di rumah temanku dan ternyata dy adalah kakak teman ku. Waktu itu dy menemaniku di saat teman ku sedang pergi. Aku merasa malu dan aku merasa aneh atas keadaanku saat itu kenapa aku menjadi sangat gugup ketika berbicara dengannya tak seperti biasanya aku bicara dengan perasaan seperti ini. Kamipun berkenalan entah mengapa dy bercerita tentang dirinya ke aku bahkan masalah pribadinyapun dia ceritakan kami berdua seakan-akan sudah kenal sangat lamaaaa. Beberapa kemudian teman ku datang dengan cepatnya dy meninggalkan kami. Dari kejauhan aku merasa dy memperhatikanku. Aduhhhhhh jadi GR he..he...!!!!! tapi memang benar adanya seperti itu. Hmmmmm ketika itu aku dan dy juga sempat berjalan berdua waktu itu kita mau pergi ke pantai dy anaknya friendly bangetttttt di sepanjang perjalanan dy menceritakan benyak hal banyak banget. Hmmmm sejak itulah aku selalu memikirkan dia. Inikah yang dinamakan CINTA???? Sekarang dy telah menjadi bagian hidupku. YOU ARE VERY IMPORTENT IN MY LIVE.
Kamis tepatnya tanggal 26 november 2009 aku seneng banget soalnya aku pulang telah lama aku menunggu hari ini. Aku pulang naik kereta sama kakakku dan geng anak LAROS (lare osing. Waktu itu aku duduk terpisah dengan kakakku dan teman-temanku. Beruntungnya hatiku why??? karena ada cowok cakep duduk di depanku. aku sempat terpesona sama dia tapi lamunanku di buyarkan oleh pedagang maianan yang menawarkan dagangnya. Akupun terkejut dan malunya cowok cakep itu melihat ekspresiku dan dia tersenyum sambil melihat ke arahku.Aduh malunya aku.Tapi setelah itu dia tanya namuku akupun menjawab dengan malu dan nurvaus " fi...fitri" di pun menjawab dengan suara yang sangat lembut " namaku Redi ". suara lembutnya mengingatkanku akan seseorang yang berada jauhhhh disana yang sedang menunggu kehadiranku. Kami pun bercakap-cakap ya...meskipun kami baru kenal rasanya kita da kenal lama. ketika itu dia menyuruhku untuk menceritakan tentang islam. Akupun bertanya dengan penuh heran dan penasaran " maaf, kok kakak ingin tahu tentang islam apakah kakak non mulim?" dia pun menjawab dengan jujur " ya aku orang hindu aku dari bali". Akupun menceritakan tentang islam yang sudah aku jalani selama ini.Dia ternyata tertarik dengan ilslam ya...aku berharap dia bisa menjadi mu'allaf. Kelihatannya dia sangat sedih dan di wajahnya seperti tergambarkan banyak masalah. Tak lama kemudian dia menceritakan tentang dirinya. Dan ternyata dia adalah cowok yang selalu di kekang oleh sang cewek. Tapi buruknya dia gak bisa pisah dengan sang cewek karena apa? selama ini dia hidup dibiayain sama keluarga si cewek itu. Entah itu kiliyahnya bahkan makan, tempat tinggal dan segala fasilitas hidupnya dibiayain sang cewek. Dia berjanji kepada ceweknya bahwa suatu saat nanti dia pasti mengembalikan semua jasa-jasa yang telah ia berikan. Mendengar hal itu aku juga merasakan tekanan batin yang sedang ia alami aku tak bisa membayangkan apa jadinya nanti akhir hidup orang ini. Tak lama kemudian dia meminta nomor HP Q y aku kasih tapi anehnya dia menulis no HP q di buku kecil miliknya. Waktu itu dia meminjam bolpoinku tapi setek\lah dia selesai menggunakannya aku meminta bolpoin itu kembali tapi dia malah berkata " bolpoin mu saya ambil suatu saat aku pasti akan mengembalaikian bolpoin ini ke kamu dengan keadaan berkopyah". Aku gak tahu apa maksud anak ini. Akupun turun dari kereta dan dia melambaikan tangannya sebagai salam perpisahan. Oh my God aku gak nyangka keesokan harinya dia mengirimkan sms Yang berisi kalau dia menyukaiku. Aku sangat tertkejut tapi sayangnya aku tak bisa membalas perasaan dia karena apa aku telah menjadi milik orang lain sejak lama dan hanyalah dia yang ada di dalam hatiku. Untunglah dia mengerti dan dia pun meminta aku untuk jadi sahabat sekaligus gurunya.
Minggu tepatnya tanggal 29 november 2009 jam 05.30 di sebuah klinik ber plang BIDAN AGUNG SIAP MELAYANI 24 JAM. Jari lentikku memencet sebuah bel yang mana di bawah bel tersebut terdapat sebuah tulisan yang bertuliskan " pencet bel satu kali" pada awalnya che aku memencet bel itu satu kali. Aku dan kakakku menunggu didepan klinik tersebut. namun apa setengah jam aku menunggu dokter itu tak kunjung datang menghampiri kami. Saya pun memencet bel lagi suara bel di klinik itu begitu nyaring dan sangat menggelegar. Akhirnya pun dokter itu keluar. Buruknya bukannya senyum menunjukkan tuan rumah yang ramah e...malah besengut dan dengan suara yang sangat menyentak perasaan kami dia berkata " mbak gak bisa baca ya... pencetlah bel satu kali, dasar gak punya aturan." Hatikupun seperti teriris menjadi beberapa bagian. Dengan santainya aku mejawab " bel anda ce...terlalu indah untuk didengarkan" Dokter pun menyuruh aku masuk akupun masuk dengan memandang wajah dokter itu dengan tatapan yang sangat tajam. Kemudian dokter itu menyuruhku berbaring dan menyuruhku tuk menjulurkan lidahku. Selayaknya dokter pada umumnya dia mengukur detak jantungku degan stetoskopnya yang masih ngejreng akupun bertanya pada si dokter " dok stetoskopnya baru ya..." dia pun menjawab " heh asalkan kamu tahu ya stetoskop ini menemanikiku sudah hampir 10 tahun. "ya kan masih hampir" jawabku dengan na menyindir. Dokter itupun pergi untuk mengambil obat Wa kasar banget masak nutup pintu laci sampai berbunyi BRAAAAK sampai-sampai aku kaget. Katanya orang disampingku dokter itu memang kurang ramah sama orang lain. Dalam hati aku berkata ya Allah bukakanlah pintu hati dokter ini" setelah itu dia memanggiku akupun duduk di depan dokter itu. ketika dia menulis aturan minum obatku aku bertanya " dok aku sakit apa???? apa aku terkena mutaber atau diare??" lagi-lagi dia menjawab dengan jawaban yang sngat menyakitkan " kamu ini bodoh ya kamu kan sekarang merasakan sakit perutkan ya da itu penyakitmu, ni obatnya minum secara teratur pake air trus jangan makan yang kasar-kasar semuanya habis 30.000." Akupun membayarnya obat itu dengan uang pas, akupun keluar dengan menutup pintu sekeras-kerasnya menandakan kalau aku marah sama dia aku tak hiraukan kalau nantinya dia dan orang-orang yang sedang ngantri nunggu giliran menganggapku kurang sopan atau yang lainnya. Yang terpenting waktu itu aku bisa melampiaskan kemarahanku. Di sepanjang jalan aku terus berkata sama kakakku " kak tahu gitu aku gak bakalan periksa disana seumur-umur aku gak pernah dihina kayak gitu baru kali ini dokter Agung yang terhormat itu yang berani-beraninya bilang begitu. Aku berjanji aku gak bakalan periksa di dokter itu lagi." kakakku hanya tersenyum mendengar ocehanku. Aku peggggggEeeelllllll aku benciiiii sama diaaaaaaa.
Remaja adalah saat - saat yang banyak orang nantikan. karna saat remajalah semua ceritanya akan menjadi sebuah kenangan dimasa mendatang,.begitu juga dengan aku seorang siswi yang kini tengah duduk di bangku SMA.BAnyak hal yang tengah aku rasakan,.telah berbagai jalan aku tempuh dan kujadikan bahan pengalaman.Aku semakin berfikir dewasa dan matang.Aku semakin mengerti apa makna sebuah persahabatan dan cinta pada semua.
Disini aku ingin berbagi cerita dengan semua,.kisah SMAku yang tengah dalam perjalanan dilanda guntur hati yang menjadi tantangan hidupku.BAnyak hal yang berubah sejak aku memulai hidupku di bangku SMAku.Aku tengah berkembang menjadi teman yang slalu berbagi keceriaan bersama yang lain,aku kini semakin menghargai cinta dan kasih sayang pada sesama teman,saudara,orangtua dan untuk semuanya.NAmun suatu saat arti itu kini memiliki makna yang berbeda saat aku tengah akrab bersama seorang cowok yang bernama......,,,ah tak usah aku sebutkan saja.
Bersamanya aku senang,karena banyak hal yang aku rasa berbeda.Dia memberikan suatu keunukan dalam hidupku yang tak pernah aku rasakan,,,Awalnya kami acuh tak acuh.Walaupun kami berada dalam satu naungan Organisasi di Sekolah.NAmun,saat masa akhir jabatannya itulah kami mulai akrab.BErteman karna ada salah satu teman aku yang berusaha mempersatukan aku dengannya.Hingga akhirnya kami sangat akrab dan mulai berbagi banyak hal.
Dia berbeda dari yang kukira,sangat baik dan penuh dedikasi.,cowok yang penuh tanggung jawab.keakraban kami mulai dikenal banyak siswa.Tak terfikirkan oleh kami,untuk mennyusun sebuah hubungan terikat antar Adam dan HAwa yang sering dikenal dengan pacaran.
NAmun,akhirnya semuanya terjadi juga.Semua atas dorongan teman - teman yang slalu mencoba mem[ersatukan kami.dilema,,,itu yang tengah aku rasakan,sulit sekali karna sebelum dengannya aku telah kecewa.Namun dengan banyak pertimbangan diotakku kini ku pilih dia.
Awalnya semua berjalan dengan baik,walau sat itu aku tengah diterjang ketidaknyamanan lantaran aku merasa ada ditengah dia dan adik kelasku yang juga menyukainya,mungkin dia membenciku tapi cowokku dan teman - temanku slalu meyakinkan aku.Agar aku mempertahankan ini.karna cewek itu bukan memag tak layak jadi fikiranku begitu kata temanku.Mereka berkata aku tak tahu dia,apa yang harus aku tahu tentangnya???
Semua berjalan dengan baik walaupun sekarang aku merasa berada ditengah-tengah dia dan mantan pacarnya yang kunilai sempurna,sangat sempurna.Aku tetap bertahan walaupun aku tahu keadaan ini seakan membuatku sakit.Aku slalu meyakinkan diriku bahwa hatinya hanya untukku,diapun juga tengah membantuku tuk yakinkanku.
Saat kami bersama kami jarang bersama lantaran waktu yang slalu jadi penghambatnya.Aku bahagia bersamanya aku bersemangat,bersamanya aku tenang dan senang,sangat senang.Saat bersamanya aku sering sekali sakit,kadang disisa waktunya dia sempatkan untuk menemaniku walau itu jarang.Tapi aku tetap senang bersamanya.Dia slalu sibuk dengan tugas- tugas sekolah,akupun mengerti kini dia tengah dikejar kekhawatiran karna sebentar lagi dia akan menghadapi ujian nasional.
Akuntan,Akuntan itu yang slalu aku dambakan.Aku ingin menjadi seorang Akuntan sejati.Aku slalu berusaha mengejarnya.Itu yang slalu aku katakan padanya.itu adalah impian terbesarku slama ini.Bersamanya aku tenang dan belajar untuk menjadi seorang yang tegar dan penuh keberanian.
Tiba - tiba dia pergi.....pergi tuk slama- lamanya.Saat tengah dia lullus jarang dia tuk hubungi aku.Dia tengah sibuk kemana dia akan meniti perjalanan masa depannya.Aku seakan sendiri lagi,,,tak ada lagi semangat,tak ada lagi celoteh yang kudengar darinya.KArna,dia tengah berusaha melupakanku.
Akhirnya,kisah kami usai sudah.Ditengah hubungan yang gantung dia putuskan aku begitu saja.,Entah apa yang ada difikirannya saat itu sungguh egoisnya dia dan aku,Benci dia........
BAnyak kenangan bersamanya yang tak bisa kulupakan.Begitu indah untuk dikenang.saat aku menjadikan semangat dalam hidupku,saat aku bertahan hidup di tengah galaunya hidupku.Tapi kini,seakan tak ada lagi semangat itu.Dia hanya meninggalkan harta kenangan,dan pergi meninyisihkan luka dan kebencian dariku....Aku Benci dia....Sangat benci.
Kini,aku tengah belajar tegar hadapi sesuatu.belajar ikhlas menerima kenyataan hidup.sampai akhirnya dia muncul kembali dan mengajakku berteman.Memang tak ikhlas rasanya,tapi aku yakinkan diriku tak selamanya aku bisa memiliki.
Jauh....itu yang terasa.Banyak rindu yang melanda rasanya.Tapi,semua barang kenangannya slalu aku jadikan teman ditengah kerinduanku.,Akuntan bukankah aku masih harus mengejarnya,,,????
Kuputuskan tak ingin membuka hati lagi.Aku hanya ingin berjuang raih impianku dan saat ini aku tengah berjalan teerus demi kejar cita dan citraku baru aku kan kejar cintaku.,,,Kini aku semakin menonjol dalam pelajaran ini.aku takkan menyerah dan terus berjuang.aku akan lalui semua dengan ikhlas aku yakin jodoh takkan kemana,
AKUNTAN,,,,,I'LL BE COMING TO YOU.....................!!!!!
Seorang pria dan kekasihnya menikah dan acaranya pernikahannya sungguh megah. Semua kawan-kawan dan keluarga mereka hadir menyaksikan dan menikmati hari yang berbahagia tersebut.
Suatu acara yang luar biasa mengesankan. Mempelai wanita begitu anggun dalam gaun putihnya dan pengantin pria dalam tuxedo hitam yang gagah. Setiap pasang mata yang memandang setuju mengatakan bahwa mereka sungguh-sungguh saling mencintai.
Beberapa bulan kemudian, sang istri berkata kepada suaminya, “Sayang, aku baru membaca sebuah artikel di majalah tentang bagaimana memperkuat tali pernikahan” katanya sambil menyodorkan majalah tersebut.
“Masing-masing kita akan mencatat hal-hal yang kurang kita sukai dari pasangan kita. Kemudian, kita akan membahas bagaimana merubah hal-hal tersebut dan membuat hidup pernikahan kita bersama lebih bahagia…..”
Suaminya setuju dan mereka mulai memikirkan hal-hal dari pasangannya yang tidak mereka sukai dan berjanji tidak akan tersinggung ketika pasangannya mencatat hal-hal yang kurang baik sebab hal tersebut untuk kebaikkan mereka bersama.
Malam itu mereka sepakat untuk berpisah kamar dan mencatat apa yang terlintas dalam benak mereka masing-masing. Besok pagi ketika sarapan, mereka siap mendiskusikannya.
“Aku akan mulai duluan ya”, kata sang istri. Ia lalu mengeluarkan daftarnya. Banyak sekali yang ditulisnya, sekitar 3 halaman.
Ketika ia mulai membacakan satu persatu hal yang tidak dia sukai dari suaminya, ia memperhatikan bahwa air mata suaminya mulai mengalir.
“Maaf, apakah aku harus berhenti ?” tanyanya.
“Oh tidak, lanjutkan…” jawab suaminya.
Lalu sang istri melanjutkan membacakan semua yang terdaftar, lalu kembali melipat kertasnya dengan manis di atas meja dan berkata dengan bahagia.
“Sekarang gantian ya, engkau yang membacakan daftarmu”.
Dengan suara perlahan suaminya berkata “Aku tidak mencatat sesuatupun di kertasku. Aku berpikir bahwa engkau sudah sempurna, dan aku tidak ingin merubahmu.
Engkau adalah dirimu sendiri. Engkau cantik dan baik bagiku. Tidak satupun dari pribadimu yang kudapatkan kurang…. “
Sang istri tersentak dan tersentuh oleh pernyataan dan ungkapan cinta serta isi hati suaminya. Bahwa suaminya menerimanya apa adanya…
Ia menunduk dan menangis…..
Dalam hidup ini, banyak kali kita merasa dikecewakan, depressi, dan sakit hati. Sesungguhnya takperlu menghabiskan waktu memikirkan hal-hal tersebut.
Hidup ini penuh dengan keindahan, kesukacitaan dan pengharapan. Mengapa harus menghabiskan waktu memikirkan sisi yang buruk,mengecewakan dan menyakitkan jika kita bisa menemukan banyak hal-hal yang indah di sekeliling kita ?
Saya percaya kita akan menjadi orang yang berbahagia jika kita mampu melihat dan bersyukur untuk hal-hal yang baik dan mencoba melupakan yang buruk.
Malam tanpa bintang. Jangkrik berderik-derik, saling bercengkerama. Angin mati dan pepohonan tegak kaku. Saya menatap dalam-dalam tumis kangkung yang tak habis saya lahap. Potongan-potongan kangkung yang ornamental, tercelup dalam kolam kuah yang eksotik berwarna hijau segar, memberi nuansa tersendiri dalam alam pikiran saya. Kangkung itu punya wibawa magis yang membuat saya seakan terlontar pada pengalaman-pengalaman masa silam. Saya membantu upaya ‘pengumpulan’ ingatan itu, dengan melirik istri saya, Mira, yang penuh cinta meneteki anak kami, Fatimah. Ia duduk membelakangi saya dan menikmati fitrah keibuannya, secara bersahaja. Dari mulutnya mengalun lagu ninabobo, merdu melenakan. Dengkur halus Fatimah terdengar syahdu. Saya tersenyum sembari melangkah pelan ke arah jendela. Mira tetap cantik, seperti dulu, saya membatin. Saya merasa beruntung memiliki istri seperti dia: anggun dan mempesona. Saya kemudian menyulut rokok dan menghirupnya penuh perasaan. Rimbun asapnya mengepul-ngepul. Maka kenangan pun berlari ke belakang, pada suatu sore tiga tahun yang silam.
***
Waktu itu saya masih ingat betul, Bang Heri, redaktur hiburan tabloid ‘Gossip Kita’ tempat saya bekerja, memanggil."Firman!" serunya dari pojok kanan ruang redaksi.Saya menghentikan ketikan berita dan menyahut. "Ada apa, Bang?" tanya saya lalu berdiri, dan berjalan ke arahnya."Saya punya tugas untuk kamu," ujar Bang Heri seraya mengangsurkan setumpuk berkas kepada saya. Saya meraihnya, lalu menatap Bang Heri. "Dokumen tadi adalah data pendukung tugas wawancara kamu dengan Mira Saraswati, bintang film ‘Cintailah Aku Seutuhnya’ yang diperkirakan oleh banyak kalangan bakal meraih piala Citra untuk Pemeran Utama Wanita Terbaik tahun ini. Kamu wawancarai dia, dan korek informasi serta tanggapannya tentang nominasi yang diperolehnya termasuk latar belakang keluarganya. Selengkap-lengkapnya. Lekas berangkat dan ingat, lusa sore laporan hasil wawancaramu sudah harus diterima. Jangan sampai terlambat!" tegas Bang Heri.Saya hanya mengangguk mengiyakan. Bang Heri berlalu tanpa memberi kesempatan saya untuk bertanya lebih jauh. Apa boleh buat, sebagai wartawan muda, saya harus selalu siap mengerjakan tugas-tugas di lapangan.Tidak berapa lama, saya telah meluncur ke rumah Mira dengan mengendarai motor butut pinjaman Joko, pegawai bagian iklan. Sepanjang jalan, wajah Mira Saraswati terbayang-bayang. Wajah itu memang cukup populer, sebab selain bintang iklan tivi dan artis, salah satu posenya menghiasi kalender yang menggantung di kamar kos saya. Ia memang begitu cantik dan menawan. Kariernya di usia yang masih cukup belia ini memang melonjak drastis. Dalam waktu singkat, ia telah meraih popularitas yang mencengangkan, sesaat setelah membintangi film Box Office -nya ‘Cinta dan Dusta’. Walau terus terang, saya kurang begitu tertarik terhadap film-film buatan negeri sendiri lantaran mutu akting pemainnya yang jelek dan logika berceritanya cenderung mengada-ada, saya cukup salut pada cara Mira melakoni karakter yang diperaninya. Wajar dan begitu alami. Sewaktu menonton film pertama Mira tersebut, saya sudah menduga ia bakal menjadi bintang film terkenal. Dan tampaknya, dugaan saya itu tak terlalu melenceng jauh. Terbukti, ia masuk nominasi piala Citra, setara dengan bintang-bintang film lainnya yang lebih dulu tampil di dunia layar perak
***
Tanpa terasa, saya telah tiba di tempat tujuan. Saya mencocokkan alamat rumah Mira dengan data alamat rumah yang diberikan Bang Heri. Ternyata pas. Saya lantas memencet bel yang menempel pada pilar pagar tembok. Tak berapa lama, muncul seorang lelaki muda tergopoh-gopoh dari dalam rumah. Tampaknya seorang pembantu rumah atau mungkin tukang kebun. Pakaian yang dikenakannya cukup memberi kesan."Selamat sore. Apa betul ini rumah Mira Saraswati?" Saya bertanya."Benar, apa Mas mau ketemu dengan Mbak Mira?" jawab lelaki itu dari balik jeruji pagar."Ya, saya wartawan dari tabloid ‘Gossip Kita’. Tolong sampaikan pada Mbak Mira, saya mau wawancara. Kemarin kami sudah janji," kata saya mengungkapkan maksud kedatangan. Lelaki itu manggut-manggut seraya membuka pintu lalu mempersilakan saya masuk.Rumah Mira betul-betul mentereng. Megah dan mewah. Taman bunga yang asri terawat rapi, tampak segar dan menyejukkan. Rumah itu bertingkat dua dan bercat putih. Saya diminta duduk di serambi sementara lelaki muda tadi masuk memanggil Mira. Sekitar sepuluh menit kemudian, sosok Mira Saraswati muncul di depan saya. Ia memakai kaus oblong putih bertuliskan ‘Public Enemy’ dan jeans biru. Rambutnya yang sebahu terlihat basah, kelihatannya habis keramas. Saya terpukau sejenak. Mira memang sangat menawan. Belahan dagu dan dekik pipinya menambah manis penampilannya. Saya tiba-tiba merasa jatuh cinta pada pandangan pertama."Anda wartawan?" tanya Mira mengejutkan keterpesonaan saya. Saya gugup dan menelan ludah. Saya lalu berdiri dan mengulurkan tangan."Benar. Kenalkan, saya Firman, wartawan tabloid ‘Gossip Kita’." Saya memperkenalkan diri. Mira menyambut uluran tangan saya dengan hangat dan mempersilakan saya duduk kembali. Saya kemudian mengutarakan maksud kedatangan saya sekaligus memohon maaf atas kelancangan saya atas kebohongan: ‘Sudah janjian kemarin’.Mira tersenyum. "Tak apa-apa, itu sudah lagu lama wartawan, saya sudah hapal itu. Nah, apa yang Anda mau tanyakan?" tanyanya seraya memperbaiki letak duduknya. Saya lantas mempersiapkan daftar pertanyaan yang telah diberikan Bang Heri pada saya."Anda rupanya bukan wartawan profesional," Mira mencibir."Kenapa?" Saya penasaran."Itu, Anda bawa daftar pertanyaan segala. Wartawan profesional tidak memerlukan itu bukan?" kata Mira mengajukan alasan. Ia tersenyum-senyum penuh kemenangan. Saya agak tersipu tapi kali ini sedikit tersinggung."Saya memang masih amatir, Nona Mira, tapi bukan berarti saya tidak dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang profesional, daftar pertanyaan ini sekedar menjadi panduan saya agar arah wawancara kita lebih jelas," kata saya membela diri dengan nada tajam.Mira tertawa kecil. Saya merutuk dalam hati."Oke, saya minta maaf kalau Anda kurang berkenan. Saya tak punya maksud apa-apa di balik pernyataan saya tadi. Sekedar bergurau, kok. Saya cuma ingin berusaha membuat suasana lebih santai. Anda kelihatannya sangat tegang dan gugup Oh, ya, kita ber-’saya-kamu’ sajalah. Panggil saja saya Mira," kata Mira enteng. Tanpa beban.Saya menghela napas panjang. Kejengkelan masih tersisa. Belum apa-apa ia sudah meremehkan saya. Tapi dalam hati, saya mengakui kecerdikannya menguasai keadaan.Saya kemudian tidak memperdulikan ‘insiden’ tadi, pertanyaan-pertanyaan saya pun mengalir lancar. Yang mengagumkan, Mira mampu menjawabnya dengan baik dan sistematis. Omongannya padat dan bernas. Hal ini menunjukkan bahwa selain cantik Mira memiliki otak yang cukup encer. Menjelang akhir wawancara, Mira melontarkan pujian."Ternyata, pertanyaan-pertanyaan kamu cukup profesional juga. Bahkan lain dengan pertanyaan-pertanyaan wartawan yang sudah mewawancarai saya sebelumnya. Kamu lebih jeli melihat sosok Mira sebagai pribadi bukan sosok Mira sebagai artis film. Saya suka itu," katanya tulus."Kamu juga, Mira. Jawaban-jawaban yang kamu berikan menunjukkan siapa kamu sebenarnya. Begitu cerdas dan jujur," balas saya memujinya. Kali ini Mira yang tersipu. Pipinya memerah. Lagi-lagi saya dibuat terpukau."Kapan-kapan kita jumpa kembali. Hasil wawancara ini akan saya berikan pada Mira. Terima kasih atas kesediaannya. Permisi." Saya beranjak pamit.Mira tersenyum manis. Ia kemudian mengantar saya sampai ke pintu gerbang depan rumahnya. Kami berjabat tangan. Sorot mata kami bicara. Di ufuk barat langit merah jingga. Perlahan berubah menjadi merah jambu.
***
Kalau kemudian saya dan Mira jadi sering bertemu. Semata-mata karena kenekatan saya. Saya betul-betul terjerat oleh panah asmara Mira. Sudah menjadi watak saya untuk meraih apa yang saya inginkan. Sengotot mungkin. Setelah mengantarkan hasil wawancaranya yang dimuat di tabloid ‘Gossip Kita’ dan Mira menyatakan kepuasannya, saya merasa dapat peluang emas. Dan tanpa ampun, kunjungan demi kunjungan pun saya lakukan. Saya tak mempedulikan lagi status sosial kami yang berbeda: ia artis, kaya dan public figure sementara saya hanya wartawan miskin yang kamar kost saja sering nunggak. Mira pun menampilkan sikap tidak keberatan bahkan sangat senang. Saya berusaha tampil apa adanya dan Mira menerima semua itu dengan penuh pengertian. Tanpa sungkan-sungkan, Mira memilih duduk dibonceng nonton ke bioskop atau makan di warung pinggir jalan diatas motor butut pinjaman dari Joko atau Mas Yono tetangga saya, ketimbang membawa mobil BMW pribadinya. Sebuah sikap bersahaja yang membuat saya makin kagum pada sosok Mira.Sebagaimana biasa bila artis agak bertingkah maka tak ayal lagi ia dijadikan bulan-bulanan gossip. Hal ini juga menimpa diri Mira. Dalam beberapa kejap sejumlah ‘koran kuning’ mulai memuat berita hubungan kami secara vulgar dan blak-blakan. Mira tak ambil pusing, saya pun demikian. Meski belakangan ini beberapa orang rekan wartawan memandang iri pada keberuntungan yang saya peroleh. Untuk sementara saya dan Mira tak memperhitungkan masalah apapun. Semua lancar dan beres. Bahkan Bang Heri dan Pak Sofyan, pemimpin redaksi ‘Gossip Kita’, memberikan dukungan penuh pada gebrakan monumental saya ini."Maju terus, Fir. Kapan lagi kita-kita ini punya ipar artis. Siapa tahu malah oplah tabloid kita naik," demikian kata Pak Sofyan memberi semangat. Saya hanya menyambut gurauan tadi dengan senyum penuh arti.Sampai malam itu.Saya baru saja melangkah masuk ke rumah Mira, ketika percakapan itu terdengar."Wartawan itu profesi tanpa masa depan. Apa yang kamu harap dari dia?" Terdengar suara geledek Pak Sasmita membahana. Saya terpaku di tempat saya berdiri. Bulu kuduk saya meremang. Saya diselimuti perasaan kurang enak."Firman baik, Pak. Mandiri dan siap bertanggung jawab. Dia punya keteguhan pribadi dan kematangan sikap yang sangat saya kagumi, Pak. Firman bukan lelaki yang bisa dianggap rendah," bela Mira sengit. Di luar, saya tersenyum getir. Mira sangat membanggakan saya."Persetan! Pokoknya, Bapak tak mau lihat kamu bergaul lagi dengan dia, si wartawan kere itu. Titik!" tegas Ayah Mira. Terdengar langkah-langkah kakinya meninggalkan Mira yang isak tangisnya mulai terdengarSaya menghela nafas panjang. Ini sebuah resiko, dan saya sudah memperhitungkan kemungkinan-kemungkinan buruk yang bakal terjadi. Saya telah siap menghadapinya seperih dan sepahit apapun. Namun meskipun begitu, saya cukup terpukul atas kejadian tadi. Saya memutuskan untuk pulang, agar persoalan tersebut tidak menjadi makin runyam. Sepanjang perjalanan, saya terus memikirkan kelanjutan hubungan saya dengan Mira. Akhir yang tragis , saya membatin. Nelangsa.
***
Sejak prahara tersebut muncul, saya tak pernah lagi berusaha menemui Mira Untuk kasus ini, saya mesti melakukan langkah-langkah yang lebih realistis. Saya tahu posisi saya dan kesulitan Mira.Hingga suatu ketika, saat saya tengah asyik melahap tumis kangkung di kamar kost, Mira datang. Matanya menyala."Kenapa bang Firman tidak pernah datang menemui saya?" semprotnya langsung. Saya meletakkan sendok di mangkuk, lalu berdiri dan menatap ke arahnya."Ayahmu, Mira. Saya dengar semua percakapan kamu dengan ayahmu mengenai saya. Saya tak ingin hanya karena saya dekat dengan kamu, hubungan keluarga kalian retak. Saya tahu bagaimana saya harus menempatkan diri. Saya bukan apa-apa, Mira. Hanya wartawan miskin. Tak lebih. Saya sadar, terdapat banyak perbedaan antara kita yang tidak dapat dipertemukan." Saya berusaha menjelaskan dengan tenang.Mata Mira terlihat mulai memerah. Ia menangis. Saya tak tahan menyaksikannya. Saya lantas mengalihkan perhatian pada langit-langit kamar. Ada cicak bercengkerama di sana."Bang Firman terlalu picik memandang masalah ini. Saya tahu, apa yang harus saya lakukan. Saya tahu apa yang terbaik untuk saya. Saya….." Mira tak menyelesaikan ucapannya. Tangisnya meledak. Saya menggigit bibir."Mira, dengar. Apa yang saya lakukan semata-mata demi kepentinganmu, kebaikanmu dan karir cemerlangmu di masa datang. Hubungan kita selama ini, boleh jadi, menyebabkan kamu tak leluasa mengembangkan apa yang telah kamu raih selama ini. Kamu artis penuh harapan Mira." Saya raih dan meremas tangannya. Saya merasa tenggorokan saya tercekat. Ada keharuan yang membuncah.Mira menengadah. Matanya yang sembab tajam menghunjam. Saya balas memandangnya. Dengan lembut, saya lalu menyeka butir-butir airmata yang mengalir di pipinya. Dalam diam mengalir sesuatu yang tak dapat dijelaskan. Ia melepas genggaman tangan saya dan berjalan ke arah meja."Saya lapar. Masih punya tumis kangkung?" tanya Mira memecah keinginan. Suaranya terdengar putus asa. Saya lalu menyiapkan segala sesuatunya di meja. Mira memang biasa makan di tempat saya. Ia sangat menyukai tumis kangkung buatan saya."Lezat dan eksotik," katanya suatu ketika. Saat itu saya cuma meringis, sebab terus terang hanya menu itu yang dapat saya buat selain menanak nasi dan telur goreng.Saya menyaksikan Mira dengan lahap menghabiskan hidangan saya yang sangat sederhana. Nasi plus tumis kangkung. Ia terlihat sangat menderita. Wajahnya yang cantik seperti dibaluri kabut. Pekat dan suram. Saya trenyuh.Mira mengakhiri prosesi makannya dengan meneguk segelas air putih. Saat saya beranjak untuk membenahi. Ia menyentuh lengan saya."Sudah, biar saya, Bang," katanya. Saya mengangguk. Dengan keanggunan yang sangat alami, ia membenahi meja. Saya terpukau menyaksikannya."Tumis kangkung buatanmu tadi betul-betul enak, Bang Firman," puji Mira tulus yang berdiri membelakangi saya. Ada nada getir dalam kata-katanya."Itu cuma soal kebiasaan dan kemampuan meramu bumbu," jawab saya enteng seraya menyalakan rokok.Mira tiba-tiba berbalik dan menatap saya lekat-lekat. Saya terkejut."Jadi Bang Firman masih mempersoalkan perbedaan-perbedaan, sementara tumis kangkung yang seenak ini dibuat hanya dengan kebiasaan dan keandalan meramu? Perbedaan-perbedaan dapat dipertemukan dengan membiasakan dan meracik keberagaman," tutur Mira jernih.Saya mengerutkan kening."Banyak hal yang perlu kita mengerti sebelum kita menyatakan untuk berbuat. Bang Firman perlu banyak belajar dari tumis kangkung itu," lanjut Mira sembari tersenyum. Ia lalu berbalik dan melanjutkan pekerjaannya, mencuci piring.Saya tercenung. Mira benar dan itu membuat saya merasa makin tak ingin kehilangan dia. Sikap saya keliru selama ini. Saya mematikan rokok yang belum sempat saya isap di asbak, lalu berjalan kearahnya."Mira," panggil saya lirih.Ia menoleh memandang saya. Parasnya yang jelita seperti bercahaya."Saya cinta kamu Mira Saraswati!""Saya juga cinta kamu Firman Agus," sahut Mira malu-malu. Ia menunduk.Saya lalu memegang bahunya. Mengalirkan keyakinan."Kamu mau bersamaku membangun kebiasaan dan meracik keberagaman?"Mira mengangguk kencang-kencang."Kamu mau membuat tumis kangkung bersamaku, meramunya secara dashyat dan menikmatinya sepanjang hidup?"Lagi-lagi Mira mengangguk kencang-kencang.Kami lalu tertawa bersama.Di luar, angin bersorak dn pohon akasia bertempik kegirangan.
***
Saya membuyarkan lamunan. Kini, saya dan Mira telah bersama-sama selama tiga tahun ‘membangun kebiasaan dan meracik keberagaman’ itu, tanpa ada perbedaan-perbedaan. Saya pun telah meninggalkan profesi sebagai wartawan, dan Mira telah menjadi istri yang setia mendampingi saya sebagai pemilik restoran ‘Tumis Kangkung’ paling terkemuka dan paling dashyat di negeri ini.
Dua sisi yang saling berkaitan satu dengan lainnya.Ya, antara Cinta dengan Persahabatan.Mampukah anda membayangkan Persahabatan tanpa Cinta?
Persahabatan dan Cinta adalah teman terbaik kerana dimana ada Cinta, Persahabatan selalu berada disampingnya. Dan dimana Persahabatan berada, Cinta selalu tersenyum ceria dan tidak pernah meninggalkan Persahabatan.Pada suatu hari, Persahabatan mula berpikir bahwa Cinta telah membuat dirinya tidak mendapat perhatian lagi karena Persahabatan menganggap Cinta lebih menarik daripada dirinya.
?Hhem mm mm? Seandainya tidak ada Cinta, mungkin aku akan menjadi lebih terkenal, dan lebih banyak orang memberi perhatian kepadaku.? pikir si Persahabatan. Sejak hari itu, Persahabatan memusuhi Cinta. Ketika Cinta bermain bersama Persahabatan seperti selalu, Persahabatan akan menjauhi Cinta. Apabila Cinta bertanya kenapa Persahabatan menjauhi dirinya, Persahabatan hanya memalingkan wajahnya dan beredar pergi meninggalkan Cinta.
Kesedihan pun menghampiri Cinta dan Cinta tidak sanggup menahan air matanya dan menangis. Kesedihan hanya dapat termangu memandang Cinta yang kehilangan teman baiknya. Beberapa hari tanpa Cinta, Persahabatan mulai bergaul rapat dengan Kecewa, Putus asa, Kemarahan dan Kebencian.
Persahabatan mulai kehilangan sifat manisnya dan orang-orang mulai tidak menyukai Persahabatan. Persahabatan mulai dijauhi dan tidak lagi disukai.Walaupun Persahabatan cantik, tetapi sifatnya mulai memuakkan.Persahabatan menyadari bahwa dirinya tidak lagi disukai lantaran banyak orang yang menjauhinya. Persahabatan mulai menyesali keadaannya, dan saat itulah Kesedihan melihat Persahabatan, dan menyampaikan kepada Cinta bahwa Persahabatan sedang dalam kedukaan.
Dengan segera Cinta berlari dan menghampiri Persahabatan. Saat Persahabatan melihat Cinta menghampiri dirinya, dengan air mata yang berlinang Persahabatan pun meluapkan seribu penyesalannya meninggalkan Cinta.
Dipendekkan cerita, Persahabatan dan Cinta kembali menjadi teman baik. Persahabatan kembali kepada pribadi yang menyenangkan dan Cinta pun kembali tersenyum ceria. Semua orang melihat kembali kedua teman baik itu sebagai berkat dan anugerah dalam kehidupan.
Moral:Mampukah Persahabatan tanpa Cinta?Mampukah Cinta tanpa Persahabatan?
Sering kali ditemui banyak orang yang coba memisahkan Persahabatan dan Cinta karena mereka berfikir, ?Kalau Persahabatan sudah disulami dengan Cinta, pasti akan jadi sulit!?. Terutama bagi mereka yang menjalin persahabatan antara seorang pria dan wanita.
Persahabatan merupakan bentuk hubungan yang indah antara manusia, di mana Cinta hadir untuk memberikan senyumnya dan mewarnai Persahabatan. Tanpa Cinta, Persahabatan mungkin akan diisi dengan Kecewa, Benci, Marah dan berbagai hal yang membuat Persahabatan tidak lagi indah. Berhentilah membuat batas antara Cinta dan Persahabatan, biarkan mereka tetap menjadi Teman baik. Yang harus diluruskan adalah Cinta bukanlah perusak Persahabatan, Cinta memperindah persahabatan anda.
Seringkali Cinta cuma dijadikan kambing hitam sebagai perusak sebuah persahabatan. SALAH BESAR !!! Seharusnya dengan adanya Cinta, persahabatan akan semakin menyenangkan. Buat teman-teman yang sedang menjalin Persahabatan. Penuhilah persahabatanmu dengan Cinta, berikanlah Cinta yang terbaik untuk sahabatmu.
Buat teman-teman yang sedang mengalami guncangan dalam persahabatan, jangan salahkan Cinta! Tetapi cobalah perbaiki persahabatanmu dengan cinta karena cinta akan menutupi segala kesalahan, mengampuni dengan mudah dan membuat segala sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin.
Buat teman-teman yang belum mengerti arti Persahabatan, cobalah memulai sebuah persahabatan. Dengan persahabatan kalian akan semakin dewasa, tidak egois dan belajar untuk mengerti bahwa segala sesuatu tidak selalu terjadi sesuai dengan keinginan kita.
Buat teman-teman yang sedang kecewa dengan Persahabatan. Renungkanlah;?Apakah saya sudah menjalani Persahabatan dengan benar??Dan cobalah memahami arti persahabatan buat hidupmu. Keinginan, semangat, pengertian, kematangan, kelemahlembutan dan segala hal yang baik akan engkau temui dalam persahabatan
Banyak sekali orang yg kecanduan bola, sehingga untuk mendapatkan satu ticket final dari Piala Eropa 2004 saja, mereka bersedia bayar US$ 25.000. Maka dari itu hari ini saya mencoba untuk membuat sedikit oret2an mengenai sepak bola.Sepak bola adalah olahraga yg paling banyak digemari diseluruh dunia, di Brasilia hampir di tiap desa walaupun bagaimana kecilnya sekalipun juga, mereka selalu memiliki satu gereja dan satu lapangan sepak bola, bahkan kalau gerejanya tidak ada pasti lapangan sepak bolanya tetap ada.Sepak bola yg seperti kita kenal sekarang ini sebenarnya berasal dari England.Bangsa Rumawi yg membawa permainan tsb ke England mereka menamakannya "Harpascum", walaupun demikian 3000 th yg lampau orang China pun telah mengenal permainan yg disebut "Tsu Chu" (Tsu - menendang & Chu adalah bola) dlm waktu yg hampir bersamaan di Jepang juga ada permainan yg sama yg disebut "Kemari".Pada th 1848 beberapa mahasiswa dari Universitas Cambridge pertama kalinya membuat peraturan dari permainan sepak bola tsb. Dan pada th 1863 Footbaal Association (FA) di England didirikan dan pada th 1871 pertandingan sepakbola pertama yg diberi hadiah piala (beker). Di th 1885 mulai adanya pemain profi atau pemain bayaran, sedang persatuan sepak bola dunia Federation Internalionale de Footbal (FIFA) baru dibentuk pada th 1904.Stadion sepak bola yg terbesar di dunia ialah Maracana di Rio de Janeiro (Brasilia) yg mampu menampung hingga 120.000 orang penonton,walaupun demikian pada saat bertanding dgn Uruguay ternyata mereka bisa tetap menampung 200.000 orang. Stadion yg paling modern dari segiarsitekturnya ialah San Siro (Giuseppe Meazza Stadion) di Milan - Italy disini adalah basis tempat bermainnya dari AC Milan. Tetapi stadion ygpaling terkenal didunia ialah Wembley Stadion di England yg dihias dgn dua menara di depan stadion, maka dari itulah Pele menyebutnya sebagai"Gerejanya sepak bola".Apakah Tuhan Yesus ketika masa kecilnya main sepak bola? Entahlah. Penulis tidak tahu, tetapi mereka juga mengenal olahraga, walaupundemikian sebagian besar orang Ibrani begitu sibuknya sehingga hanya sedikit waktu atau keinginan untuk berolahraga. Pada zaman Antiokhus Epifanes, olahraga diperkenalkan oleh orang Yahudi yg telah Helinis (1 Makabe 1:10-14) di bawah dukungan Iman besar Yason (2 Makabe 4:7-17), maka kecintaan orang Yunani pada olahraga dianggap tidak reiligius.Lomba kereta Formula 1 ala Karl Schumacher atau pertandingan mengendarai kereta ringan dgn dihela oleh kuda sangat terkenal bagi orang Yunani dan disebut dlm karya Homer dan Sophocles, maka dari itu mungkin sekali apa yg ditulis oleh Paulus di Flp 3:13, 14 ini mengacu kepada lomba Formula 1 ini seperti di film Ben Hur begitu. Pada saat tsb pertandingan (race) tsb sedang menjadi kegemaran orang Romawi dan Filipi adalah jajahan Romawi. Bagi driver nya bisa mengakibatkan hal yg fatal apabila pada saat pertandingan tsb ia menoleh sejenak pada "hal-hal di belakang".Dan tidak bisa dipungkiri lagi bahwa pada saat ini banyak manusia yg benar2 memberhalakan bola untuk pertandingan sepak bola mereka bersedia melakukan apa saja. Di Korea orang bunuh diri dgn cara membakar dirinya hidup2 karena bola, di Jerman seorang ayah membanting bayi nya hingga mati, karena merasa terganggu oleh tangisan bayi tsb, ketika ia sedang asyik nonton. Dan tanyalah sama diri sendiri apakah Anda bersedia untuk begadang hanya untuk mendengarkan Firman Tuhan?